Dunia Bergejolak, Ekonomi RI Tetap Berdiri Kokoh di Tengah Tekanan Global

Di tengah ketidakpastian global yang terus bergulir, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang layak diapresiasi. Meskipun pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun 2025 tercatat sebesar 4,87%, sedikit di bawah ekspektasi, angka ini tetap merefleksikan kinerja solid di tengah tekanan eksternal dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan tertinggi di kawasan Asia Tenggara.



Tekanan Global: Dampak Kebijakan Amerika Serikat


Salah satu faktor utama yang memengaruhi koreksi ekonomi global Tikislot login adalah kebijakan moneter ketat yang masih dijalankan oleh Amerika Serikat. Dengan inflasi AS yang belum melandai secara signifikan, The Federal Reserve masih bersikap hati-hati dalam menentukan arah suku bunga. Hal ini menyebabkan aliran modal global menjadi lebih volatile dan memicu tekanan di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.


Namun, dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara yang mengalami perlambatan tajam, Indonesia mampu menjaga stabilitas pertumbuhan berkat kekuatan konsumsi domestik dan kebijakan fiskal yang responsif.



OJK Ambil Peran Strategis: Dorong UMKM dan Stabilitas Keuangan


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengambil langkah aktif untuk menjaga kontribusi sektor keuangan terhadap perekonomian. Salah satu fokus utama OJK saat ini adalah memfinalisasi kebijakan yang mendorong pembiayaan untuk UMKM, sektor yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.


Selain itu, OJK juga terus memperkuat koordinasi lintas sektor guna meredam potensi volatilitas di pasar keuangan. Langkah-langkah preventif ini menjadi krusial dalam menjaga kepercayaan investor dan menjaga stabilitas sistem keuangan nasional di tengah dinamika global.



Pasar Modal: Optimisme yang Terjaga


Meski ketidakpastian global masih membayangi, pasar modal Indonesia menunjukkan performa yang relatif stabil. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan secara bulanan, meskipun secara tahunan masih mencatat penurunan akibat tekanan eksternal dan koreksi dari sektor-sektor sensitif terhadap suku bunga global.


Sementara itu, pasar obligasi mencatat penguatan signifikan, didorong oleh masuknya kembali dana asing ke instrumen surat utang negara. Investor asing mencatatkan posisi net buy, mencerminkan keyakinan terhadap prospek ekonomi jangka menengah Indonesia dan stabilitas kebijakan fiskal pemerintah.


Dari sisi korporasi, penghimpunan dana di pasar modal tetap tumbuh positif. Hingga awal Mei 2025, total penawaran umum telah mencapai Rp56,06 triliun, sementara pipeline pencatatan emisi baru mencapai Rp70,54 triliun. Ini mencerminkan antusiasme emiten untuk tetap memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan jangka panjang, meskipun volatilitas masih menjadi tantangan.



Indonesia: Terpukul, Tapi Tidak Takluk


Seperti banyak negara lain, Indonesia tentu tidak kebal dari tekanan ekonomi global. Namun yang membedakan adalah resiliensi struktural dan ketahanan domestik yang terbukti mampu menahan guncangan eksternal. Pertumbuhan yang tetap positif, dukungan kebijakan pemerintah dan regulator, serta pasar keuangan yang relatif stabil menjadi bukti bahwa Indonesia mungkin terpukul, tapi tidak takluk.


Ke depan, fokus utama pemerintah dan otoritas keuangan adalah menjaga momentum pemulihan, meningkatkan efisiensi penyaluran pembiayaan ke sektor riil—khususnya UMKM—dan memperkuat fondasi fiskal serta moneter agar siap menghadapi gejolak global yang masih akan berlangsung.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *